Asumsi-asumsi terhadap suatu hal dapat mempengaruhi kehidupan kita sebagai manusia. Bagaimana hal itu terjadi? Saya akan ilustrasikan melalui sebuah cerita dibawah ini, yang saya baca dari sebuah blog. Asumsi sendiri berarti dugaan yang tidak didasarkan fakta-fakta. Betapa asumsi dapat mempengaruhi cara berpikir, tindakan dan hasil dari tindakan kita.
Alkisah ada seorang pemuda yang mencari calon istri ke sebuah negeri. Kemudian ia bertemu dengan seorang petani yang ternyata mempunyai tiga orang anak yang cantik dan baik hati. Petani yang baik hati itu mempersilakan sang pemuda untuk menikahi salah satu anaknya. Sang pemuda sangat senang mengetahui hal tersebut, namun ia bingung menentukan gadis mana yang pantas menjadi istrinya. Akhirnya, untuk menentukannya ia akan pergi berjalan-jalan berdua dengan setiap anak petani tersebut agar dapat mengenalnya lebih dekat.
Pada hari pertama ia berjalan-jalan dengan anak gadis yang pertama.
Ketika mereka pulang petani bertanya kepada sang pemuda. “Bagaimana? Apakah anak gadisku cocok untuk menjadi istrimu?
“Anak gadis anda sangat cantik dan baik hati, tetapi matanya agak juling.”
Pada keesokan harinya sang pemuda pergi berjalan-jalan dengan anak kedua.
Ketika mereka pulang petani bertanya kepada sang pemuda. “Bagaimana? Apakah anak gadisku cocok untuk menjadi istrimu?
“Anak gadis anda sangat cantik dan baik hati, tetapi jempol kirinya besar sebelah.”
Pada hari selanjutnya sang pemuda pergi berjalan-jalan dengan anak ketiga.
Ketika mereka pulang petani bertanya kepada sang pemuda. “Bagaimana? Apakah anak gadisku cocok untuk menjadi istrimu?
“Anak gadis anda sangat cantik dan baik hati, dia sangat cocok untuk untuk menjadi istri saya.”
Akhirnya pernikahan antara sang pemuda dan anak ketiga petani dilangsungkan. Delapan bulan kemudian istri pemuda tersebut yaitu anak ketiga dari petani melahirkan. Namun sang pemuda sangat terkejut karena anak yang dilahirkan tidak mirip kedua orang tuanya, ia jelek.
“Kenapa anakku jelek, tidak mirip kedua orang tuanya, istri saya cantik, saya pun tampan? Tanya sang pemuda kepada petani.
Petani kemudian menjawab. “sesungguhnya ada kekurangan pada anakku yang tidak kau ketahui”
“Apa itu? Anak anda terlihat sangat sempurna, ia cantik dan baik hati.”
“Ia sudah hamil lebih dulu sebelum menikah denganmu.”
Sekarang terungkaplah bahwa ada kekurangan dari anak ketiga petani yang tidak terlihat oleh sang pemuda.
Begitulah kira-kira gambaran diatas. Asumsi yang terbentuk melahirkan tindakan dan hasil dan pada akhirnya penyesalan. Akan banyak kisah-kisah lain tentang penyesalan yang datang dari asumsi pribadi.
Sabtu, 24 Maret 2012
FOOTBALLIFE
A girl like me like football so much, and I like to wake up at midnight to cross time in Europe for a football match. It doesn’t mean I don’t love my country but football at my country has made me apathetic. Football is not only sport, sportive, man, or money. Sometimes, there is a lesson that can be got from a football match and in plain view the lesson happens in human life. That make football interesting for me, self-help area that I love makes me have to be sensitive about everything.
Have you ever imagine that opportunities in our life like making a goal. Sometimes it shot’s on target, sometimes it miss from target, sometimes it is blocked by the goalkeeper, sometimes striker can’t use the opportunity. An opportunity that seems so big can be failed. A goal seems possible to be a goal if it success to be inserted in a goal that have sized 10 x 3 meters, but it is failed unpredictably. But a goal can be made by inserted ball under the body of goalkeeper that have size only 1 x 1 meter and it moves. That is an analogy of opportunity in life, a big success can come from the least opportunity. A goalkeeper only a camouflage that means behind small opportunity there is big success that wait. A goalkeeper act as preclusion in our life to reach our dream. A goalkeeper can be other people or ourselves. Who is other people? People who can be preclusion in our life to reach dream is not only people who hate us but also people who love us. We too love people in our life, and unconsciousness we life in their dream, our parent’s dream our friend’s dream, our teacher’s dream, and we forget about our dream itself. While ourselves can be preclusion too, our laziness, our character, and many more. That is life, an opportunity like making a goal. There will always opportunities and sometimes it success and sometimes it doesn’t.
Have you ever imagine that opportunities in our life like making a goal. Sometimes it shot’s on target, sometimes it miss from target, sometimes it is blocked by the goalkeeper, sometimes striker can’t use the opportunity. An opportunity that seems so big can be failed. A goal seems possible to be a goal if it success to be inserted in a goal that have sized 10 x 3 meters, but it is failed unpredictably. But a goal can be made by inserted ball under the body of goalkeeper that have size only 1 x 1 meter and it moves. That is an analogy of opportunity in life, a big success can come from the least opportunity. A goalkeeper only a camouflage that means behind small opportunity there is big success that wait. A goalkeeper act as preclusion in our life to reach our dream. A goalkeeper can be other people or ourselves. Who is other people? People who can be preclusion in our life to reach dream is not only people who hate us but also people who love us. We too love people in our life, and unconsciousness we life in their dream, our parent’s dream our friend’s dream, our teacher’s dream, and we forget about our dream itself. While ourselves can be preclusion too, our laziness, our character, and many more. That is life, an opportunity like making a goal. There will always opportunities and sometimes it success and sometimes it doesn’t.
Langganan:
Postingan (Atom)