Sabtu, 20 April 2013

The Important Parts of Superhero Behavior




The important parts of being superhero are:
1. The mind is always thinking. A superhero is always thinking how to solve a problem, how to make every people happy, and how to tell wrong things in a good way. It's simple things that can be done by every people.
2. The eyes are always looking at the speaker. It means, a superhero always pay attention speaker who is talking. Superhero is notice, listen, and always care, even if a little girl as a speaker.
3. The ears are always listening to the speaker. A superhero is always listen if someone needs help or if someone one to tell a story. Every people loves if they're listen, even if you can't help anything at leasy you can listen.
4. The mouth is ready to say kind words. A superhero doesn't talk by emotion. He thinks before he speaks. He knows that he is a role model, so his attitude, include his words must be good.
5. The hands are waiting to go in the air to ask or answer question. A superhero has to ask about something wrong, maybe about a wrong policy. A superhero has to ready to answer question about everything. He must have many knowledge. Based on knowledge, he can fight his enemies without violence.
6.The feet are still on the ground. No matter how wonderful is he, no matter how strong is he, a superhero never forgets to stay on the ground. That's the easy ways of being superhero. Superhero doesn't always need lasser power or shopisticated car. Superhero doesn't need a mask or a cloak to fly. Superhero needs good personality. A superhero always makes people around him happy and feel safe. Simple.

Selasa, 09 April 2013

Guru Bernama Noda


GURU BERNAMA NODA
Ulas Buku Rinso (Cerita Di Balik Noda)

Judul buku          : Cerita dibalik noda
       42 kisah inspiratif jiwa
Penulis                : Fira Basuki
Penerbit              : Kepustakaan Populer Gramedia
ISBN                  : 978-979-91-0525-7
Harga                  : Rp 40.000,00

Noda, sesuatu yang terdengar sederhana bagi kebanyakan orang namun, bukan urusan mudah untuk membersihkannya apalagi bagi ibu-ibu rumah tangga. Membersihkan noda seolah menjadi tanggung jawab bagi seorang ibu, membuat pakaian keluarganya kembali bersih.
Dalam buku ini, noda bukan hanya digambarkan sebagai kotoran saja, namun juga guru kehidupan. Ada saja pelajaran yang dapat diambil dari noda. 42 kisah inspiratif yang dituturkan dalam buku ini menggambarkan peran noda dalam kehidupan keluarga, seorang anak, persahabatan, bahkan dapat merupakan pembangun jiwa.
Diantara 42 kisah inspiratif di buku ini, ada beberapa kisah yang mempunyai tempat tersendiri di hati saya, yaitu “Agi Tidak Pelit” (hal. 173-hal. 178). Dalam cerita tersebut, Agi dikisahkan sebagai seseorang yang suka menabung, bahkan dikira sebagai orang yang pelit oleh teman-temannya, namun Agi senang sekali berlibur ke desa untuk membantu panen bawang merah di desa neneknya, tak peduli lelah dan kotor badannya. Saya teringat masa kecil saya, saya senang sekali jika waktunya berlibur ke rumah nenek tiba, bahkan saya berani ke desa tanpa kedua orang tua saya. Sehingga, saat waktu liburan usai dan kembali ke sekolah, saya mempunyai cerita berbeda yang bisa dibagikan ke teman-teman yang hanya liburan ke mall. Saya bisa cerita kalau saya ikut panen padi, memancing ikan, atau panen durian.
Kisah menarik lain dalam buku ini yaitu “Imlek Buat Lela” (141-146), dalam cerita tersebut dikisahkan bahwa Gwenn ingin membelikan sepeda untuk teman bermainnya yang bernama Lela, seorang anak pembantu rumah tangga di rumah Gwenn. Ada dialog yang cukup menarik antara Gwenn dan mamanya:
“Gwenn, sepeda ini kan sama persis. Bagaimana kalau sepeda yang baru untuk kamu saja, sementara yang lama kita kasih ke lela, Kan, sama saja.” Ujar mama Gwen.
“Ngga, ah, Ma. Masa kasih orang barang bekas? Kan, Gwenn sudah niat kasih yang baru. Gwenn ngga apa-apa, kok, Gwenn alah senang Lela punya sepeda baru. Dia pasti senang.”  
Perkataan Gwenn adalah gambaran keikhlasan dari seorang anak kecil yang mungkin sulit didapatkan dari kebanyakan orang dewasa.
Selain kedua cerita tersebut, masih banyak kisah lain dalam buku ini yang dapat menjadi pelajaran hidup. Ada kisah tentang kehangatan keluarga misalnya “Harta sebenarnya”. Ternyata, kehangatan keluarga tidak bisa didapat dari uang dan materi. Ada juga kisah tentang perkembangan anak yaitu “Kaki (Harus) Kotor”, kadang seorang Ibu seolah-olah tahu semua hal yang terbaik untuk anaknya, namun ternyata masih banyak hal yang harus dipelajari seorang Ibu untuk tahu yang terbaik bagi anaknya.
Noda seolah menjadi seorang guru dalam kehidupan seorang anak, orangtua, maupun keluarga. Noda mengajarkan seorang anak mengenai persahabatan, tak ada Si kaya dan Si miskin, tak ada Si pintar dan Si bodoh. Noda mengajarkan agar orang tua lebih sabar dalam mendidik anak-anaknya, semua tingkah laku anak merupakan proses belajar baginya. Noda juga mengajarkan hubungan dalam keluarga yang sulit dipahami dan dijelaskan oleh kata-kata, terkadang kesal tapi kangen, terkadang marah tapi khawatir.
Buku ini mempunyai 42 kisah inspiratif dimana noda menjadi guru kehidupan. Fira Basuki menceritakan setiap kisah dengan rinci dan setting yang jelas tetapi tanpa kehilangan makna di setiap cerita. Beberapa cerita berhasil menyentuh pribadi saya, membuat saya membayangkan masa-masa sulit dan senang sewaktu kecil. Cerita-cerita yang juga membuat saya belajar tentang masa depan, bagaimana keluarga yang akan saya bentuk, anak-anak yang akan saya didik. Buku yang inspiratif.