GURU BERNAMA NODA
Ulas Buku Rinso (Cerita Di Balik Noda)
Judul buku : Cerita dibalik noda
42 kisah inspiratif jiwa
Penulis : Fira Basuki
Penerbit : Kepustakaan Populer Gramedia
ISBN : 978-979-91-0525-7
Harga : Rp 40.000,00
Noda,
sesuatu yang terdengar sederhana bagi kebanyakan orang namun, bukan urusan
mudah untuk membersihkannya apalagi bagi ibu-ibu rumah tangga. Membersihkan
noda seolah menjadi tanggung jawab bagi seorang ibu, membuat pakaian
keluarganya kembali bersih.
Dalam
buku ini, noda bukan hanya digambarkan sebagai kotoran saja, namun juga guru
kehidupan. Ada saja pelajaran yang dapat diambil dari noda. 42 kisah inspiratif
yang dituturkan dalam buku ini menggambarkan peran noda dalam kehidupan
keluarga, seorang anak, persahabatan, bahkan dapat merupakan pembangun jiwa.
Diantara
42 kisah inspiratif di buku ini, ada beberapa kisah yang mempunyai tempat
tersendiri di hati saya, yaitu “Agi Tidak Pelit” (hal. 173-hal. 178). Dalam cerita
tersebut, Agi dikisahkan sebagai seseorang yang suka menabung, bahkan dikira
sebagai orang yang pelit oleh teman-temannya, namun Agi senang sekali berlibur
ke desa untuk membantu panen bawang merah di desa neneknya, tak peduli lelah
dan kotor badannya. Saya teringat masa kecil saya, saya senang sekali jika
waktunya berlibur ke rumah nenek tiba, bahkan saya berani ke desa tanpa kedua
orang tua saya. Sehingga, saat waktu liburan usai dan kembali ke sekolah, saya
mempunyai cerita berbeda yang bisa dibagikan ke teman-teman yang hanya liburan
ke mall. Saya bisa cerita kalau saya ikut panen padi, memancing ikan, atau
panen durian.
Kisah
menarik lain dalam buku ini yaitu “Imlek Buat Lela” (141-146), dalam cerita
tersebut dikisahkan bahwa Gwenn ingin membelikan sepeda untuk teman bermainnya
yang bernama Lela, seorang anak pembantu rumah tangga di rumah Gwenn. Ada dialog
yang cukup menarik antara Gwenn dan mamanya:
“Gwenn,
sepeda ini kan sama persis. Bagaimana kalau sepeda yang baru untuk kamu saja,
sementara yang lama kita kasih ke lela, Kan, sama saja.” Ujar mama Gwen.
“Ngga, ah,
Ma. Masa kasih orang barang bekas? Kan, Gwenn sudah niat kasih yang baru. Gwenn
ngga apa-apa, kok, Gwenn alah senang Lela punya sepeda baru. Dia pasti senang.”
Perkataan
Gwenn adalah gambaran keikhlasan dari seorang anak kecil yang mungkin sulit
didapatkan dari kebanyakan orang dewasa.
Selain kedua
cerita tersebut, masih banyak kisah lain dalam buku ini yang dapat menjadi
pelajaran hidup. Ada kisah tentang kehangatan keluarga misalnya “Harta
sebenarnya”. Ternyata, kehangatan keluarga tidak bisa didapat dari uang dan
materi. Ada juga kisah tentang perkembangan anak yaitu “Kaki (Harus) Kotor”, kadang
seorang Ibu seolah-olah tahu semua hal yang terbaik untuk anaknya, namun
ternyata masih banyak hal yang harus dipelajari seorang Ibu untuk tahu yang
terbaik bagi anaknya.
Noda
seolah menjadi seorang guru dalam kehidupan seorang anak, orangtua, maupun
keluarga. Noda mengajarkan seorang anak mengenai persahabatan, tak ada Si kaya
dan Si miskin, tak ada Si pintar dan Si bodoh. Noda mengajarkan agar orang tua
lebih sabar dalam mendidik anak-anaknya, semua tingkah laku anak merupakan
proses belajar baginya. Noda juga mengajarkan hubungan dalam keluarga yang
sulit dipahami dan dijelaskan oleh kata-kata, terkadang kesal tapi kangen,
terkadang marah tapi khawatir.
Buku ini
mempunyai 42 kisah inspiratif dimana noda menjadi guru kehidupan. Fira Basuki
menceritakan setiap kisah dengan rinci dan setting
yang jelas tetapi tanpa kehilangan makna di setiap cerita. Beberapa cerita
berhasil menyentuh pribadi saya, membuat saya membayangkan masa-masa sulit dan
senang sewaktu kecil. Cerita-cerita yang juga membuat saya belajar tentang masa
depan, bagaimana keluarga yang akan saya bentuk, anak-anak yang akan saya
didik. Buku yang inspiratif.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar