Senin, 06 Mei 2013

Kompetiblog 2013




 



JURAGAN TANAH DARI BELANDA



Saat orang berpikir mengenai Belanda, 2 hal yang ada di pikiran adalah: Tulip dan kincir angin. Kedua hal tersebut memang simbol Negara yang satu ini. Padahal, tulip bukanlah bunga asli dari negeri tersebut melainkan diperkenalkan oleh bangsa Asia pada abad ke 17. Selain tulip dan kincir angin, ada hal lain yang patut diketahui dari Belanda, yaitu keajaiban dunia modern dari Belanda, Zuiderzee dan Delta Works.
Belanda adalah salah satu negara dengan permukaan tanah terendah di dunia. Seperempat tanah Belanda berada di bawah permukaan laut. Oleh karena itu, saat badai datang dan permukaan air laut meningkat Belanda berada dalam resiko besar terkena banjir. Hmm.. jadi ingat negara lain yang juga berada dalam resiko banjir setiap tahunnya. Yup, Indonesia, tepatnya kota Jakarta. Pada awalnya, masyarakat Belanda berusaha mengatasi resiko banjir dengan membuat bukit buatan, dan menempatkan kota-kota diatasnya sehingga rumah-rumah mereka tetap aman saat banjir datang. Namun ternyata, ada area rendah yang tidak dapat digunakan terutama saat banjir datang sehingga solusi ini menjadi tidak efektif. 
Cornelis Lely adalah pencetus ide untuk mengatasi “pertempuran” Belanda dengan air. Pada 4 Juni 1918, proyek tersebut dimulai, tujuannya untuk melindungi daerah rawan banjir di laut utara Belanda, meningkatkan suplay makanan dengan membuat polder yang dapat menjadi lahan pertanian, serta menjadikan Zuiderzee sebagai bagian dari manajemen air di Belanda. Zuiderzee berarti laut selatan dalam bahasa Belanda, tetapi sebenarnya Zuiderzee adalah sebuah teluk dangkal di laut utara dengan panjang sekitar 60 mil atau 100 km dan lebar 30 mil atau 50 km, dengan total 2000 mil persegi dan kedalaman 15 kaki.
 

Cornelis Lely adalah pencetus ide untuk mengatasi “pertempuran” Belanda dengan air. Pada 4 Juni 1918, proyek tersebut dimulai, tujuannya untuk melindungi daerah rawan banjir di laut utara Belanda, meningkatkan suplay makanan dengan membuat polder yang dapat menjadi lahan pertanian, serta menjadikan Zuiderzee sebagai bagian dari manajemen air di Belanda. Zuiderzee berarti laut selatan dalam bahasa Belanda, tetapi sebenarnya Zuiderzee adalah sebuah teluk dangkal di laut utara dengan panjang sekitar 60 mil atau 100 km dan lebar 30 mil atau 50 km, dengan total 2000 mil persegi dan kedalaman 15 kaki.




Pada awalnya Zuiderzee adalah sumber bagi perikanan dan akses perdagangan, namun Zuiderzee dapat menjadi berbahaya saat frekuensi air laut naik. Bendungan dapat jebol dan menyebabkan banjir bagi ratusan bahkan ribuan orang. Sejarah mencatat pada tahun 1421 dinding tanggul Zuiderzee jebol dan menyebabkan banjir di 72 desa dan menewaskan 10.000 orang. Di abad ke 17 untuk mengatasi resiko ini sudah dicari, namun baru direalisasikan pada abad ke 19. Cornelis Lely, insinyur sipil Belanda datang dengan sebuah rencana untuk menutup bangunan di sekitar Zuiderzee dan mengubahnya menjadi danau. Rencananya termasuk membangun empat polder di danau tersebut  yang akan digunakan sebagai lahan pertanian.

Langkah pertama yang dilakukan adalah mengurung Zuiderzee dengan cara membangun bendungan sepanjang 20 mil. Hal ini belum pernah dilakukan sebelumnya, sehingga Belanda menjadi pionir dalam melakukan hal ini.

Proyek tersebut berjalan lancar sampai beberapa hal yang terjadi di dunia ikut mempengaruhi proyek tersebut, antara lain serangan tentara Nazi yang menjadikan proyek tersebut mempunyai fungsi tambahan yaitu sebagi tempat berlindung. Perang dunia ke 2 juga mmebawa dampak terhadap Zuiderzee, pada April 1945 Jerman mengebom daerah tersebut sehingga banjir kembali terjadi di daerah tersebut. Namun akhirnya Belanda mampu menyelesaikan proyek tersebut di akhir tahun 1945 walaupun beberapa infrastruktur rusak dan harus diperbaiki.
Keberhasilan Cornelis Lely dalam mereklamasi sebagian besar wilayah Zuiderzee menjadi lahan kering patut diacungi jempol. Lahan kering terbesar, Flevoland, sekarang ditempati oleh sekitar 400.000 orang. 
 
 
 


Menjadi yang pertama mencetuskan ide pembuatan bendungan terpanjang dalam sejarah Belanda bukan merupakan jalan yang mudah bagi Cornelis Lely. Ia banyak ditentang karena idenya, baik oleh pemerintah maupun masyarakat. Namun, ia mampu membuktikan bahwa idenya ternyata tepat. Menjadi pionir sangat bermanfaat, bukan hanya untuk diri sendiri namun juga bagi banyak orang. Saat ini Flevoland bukan lagi danau yang tak bisa ditempati, berkat Sang "Juragan Tanah", kota-kota di Flevoland menjadi salah satu dari banyak kota indah di Belanda. Cornelis Lely adalah pionir kesuksesan bagi Belanda dalam proyek reklamasi lahan.