Moment
Ketika satu pintu tertutup, pintu lain terbuka. Namun, terkadang kita tidak menyadari pintu yang terbuka itu karena kita menyesali pintu yang tertutup itu terlalu lama. - Alexander Graham Bell-
Setiap orang mempunyai momentnya masing-masing. Hal tersebut saya sadari hanya dari sebuah contoh sederhana yaitu pertandingan Blackpool vs Manchester United yang berakhir dengan skor 2-3 untuk kemenangan Manchester United. Blackpool unggul 2-0 terlebih dahulu bahkan hingga babak pertama usai. Namun, di babak kedua MU bisa mengejar defisit 2 gol bahkan menjadi 3 gol.
Pada babak pertama, pertandingan seolah-olah menjadi milik Blackpool. Terlihat ekspresi kegembiraan pemain Blackpool, mereka hanya sebuah tim kecil tetapi mampu mengungguli MU dengan 2 gol. Pada saat itulah momen pemain Blackpool. Mereka merasakan kegembiraan yang luar biasa seolah keberuntungan memihak mereka.
Pada babak kedua, momen tersebut berbalik menjadi milik pemain MU. Mereka juga harus bekerja keras untuk mendapatkan momen tersebut. Saat kedudukan 2-1, momen tersebut masih menjadi milik pemain Blackpool, hal tersebut tampak dari ekspresi para pemain MU yang tidak merayakan gol tersebut. Namun, saat kedudukan 3-2 untuk keunggulan MU tampak bahwa ini momennya dan momen Blackpool telah berakhir.
Saya bukan seorang pengamat sepakbola, namun pertandingan tersebut adalah contoh bahwa saat-saat terbaik dalam hidup dapat diperoleh dari usaha. Ada saatnya kita memperoleh saat terbaik dalam hidup dan ada saatnya kita kehilangan saat-saat terbaik. Hal itu hanya 1 halaman dari buku kehidupan. Terkadang timbul pikiran, mengapa, MU tidak unggul 3-0 sejak awal atau Blackpool kalah saja sejak awal, tidak perlu memberikan harapan palsu kepada Blackpool. Itulah yang dinamakan proses, sama halnya dengan bayi yang belajar merangkak dahulu, baru kemudian berjalan. Tanpa proses, seperti ada lembar yang hilang dari buku kehidupan. Seseorang yang sedang menempuh pendidikan akan mengalami proses belajar, dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak bisa menjadi bisa, kemudian akan ada nilai sebagai output proses pembelajaran. Namun, hal yang menjadi salah adalah saat output berupa nilai ini dianggap segala-galanya. Manusia sering lupa bahwa banyak faktor X yang mempengaruhi output, proses sering dilupakan. Padahal, moment yang paling berharga bagi seseorang yang sedang belajar adalah menikmati setiap prosesnya, gagal, lelah, kemudian berhasil.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar