Sudah lama saya menunggu versi
bahasa Indonesia dari buku ini setelah beberapa kali membaca review tentang
buku ini dalam bahasa Inggris. Saya tahu bahwa ini buku yang bagus sekali
sehingga saya tidak mau kehilangan alur ceritanya jika membaca dalam versi
bahasa Inggris karena mungkin akan melewati beberapa kata atau frase yang tidak
saya mengerti. Inilah buku dengan setting favorit saya, wilayah
Pakistan-Afghanistan, daerah konflik namun memilki alam yang indah memukau.
Sangat disayangkan bahwa daerah ini menjadi daerah konflik berkepanjangan. Namun,
saya selalu kagum dengan cara orang Pashtun bercerita. (Pashtun: suku etnik
yang mendiami wilayah Pakistan-Afghanistan).
Cerita ini adalah kisah nyata
tentang Malala, seorang gadis kecil yang memperjuangkan haknya untuk memperoleh
pendidikan. Pada masa tersebut, kaum militan menduduki wilayah Pakistan, mereka
mencabut hak wanita untuk mendapatkan pendidikan. Kaum Militan yang dikenal
dengan Taliban telah menciptakan teror di wilayah tersebut. Pendidikan adalah
hal yang “mahal” bagi kaum wanita karena mereka seharusnya tetap tinggal di
rumah dan tidak keluar tanpa ditemani muhrimnya. Namun, tidak dengan Malala,
gadis ini berapi-api. Ia senang belajar dan bermain di sekolah yang didirikan
ayahnya. Ia akan tetap sekolah meskipun dengan ancaman peluru.
Buku ini adalah gabungan cerita
tentang sejarah, politik, konflik, dan keteguhan prinsip serta keberanian.
Ketegangan konflik serta perang berhasil digambarkan dengan baik dalam buku ini.
Kita beruntung sekali mendapatkan cerita tentang konflik tanpa harus mengalami
sendiri, keadaannya sungguh mencekam, banyak hal yang harus dikorbankan dalam
perang. Kebebasan mengemukakan pendapat, pendidikan, bahkan setiap langkah kaki
yang kita lalui adalah taruhan nyawa. Malala seorang gadis periang yang cerdas
dan baik hati. Buku ini menggambar sosok dirinya yang kuat dan teguh
pendiriannya. Kecerdasannya dalam berbicara telah membuka hati jutaan orang di
dunia terhadap kondisi yang terjadi di Pakistan.
Kutipan perkataan Malala yang
menjadi favorit saya dari buku ini: ”Belakangan baru kusadari bahwa menjadi
modern tidak dapat dilakukan hanya dengan melepas kerudung”. Seakan hal itu
adalah sindiran bahwa ketaatan terhadap perintah agama tidak akan membuat
sesorang menjadi kuno. Ilmu yang ada pada diri seorang wanita yang menentukan
ia berpikiran modern atau tidak.
Buku ini adalah buku yang luar
biasa bagi mereka yang menyukai sejarah dan biografi tokoh. Beberapa istilah
dan singkatan baru memang agak membingungkan namun ada daftar istilah yang akan
membantu di bagian akhir buku. Buku ini mempunyai alur dan setting yang sangat
baik. Namun, buku ini bukan buku ringan yang bisa dibaca sambil mendengarkan musik.
Tetapi kisah Malala sendiri merupakan kisah yang sangat menginspirasi. Membuat
saya merasa sangat bersyukur bisa hidup di Indonesia yang menjamin kebebasan
hak setiap warganya untuk mendapatkan pendidikan. Serta menjunjung kesetaraan
hak antara pria dan wanita. Negara yang aman merupakan sebuah anugerah yang
sangat besar terlepas dari permasalahan-permasalahan lain yang harus dihadapi.
Buku yang inspiratif.